Tradisi Marsidudu di Tanah Mandailing

Suku Mandailing adalah salah satu sub suku dari suku Batak. Suku Mandailing bermukim di Provinsi Sumatera Utara, Kabupaten Mandailing Natal. Seperti suku-suku lainnya di Indonesia, Suku Mandailing mempunyai beberapa kebudayaan. “Kebudayaan diartikan sebagai kompleks sistem nilai dan gagasan vital yang menguasai dan merupakan pedoman bagi terwujudkan pola-pola tingkah laku anggota masyarakat pendukungnya.” (Ishaq, 2002:10). Kebudayaan Mandailing yang dibahas disini adalah tradisi Marsidudu.

Terima kasih kepada Ibu Khoirul Jamiah atas informasi tentang tradisi Marsidudu ini. Semoga informasi yang diberikan bermanfaat bagi kita semua dan dapat mengetahui lebih jauh tradisi ini.

Tradisi Marsidudu adalah tradisi mengeringkan rahim perempuan yang baru melahirkan . Biasanya dilakukukan setelah satu hari melahirkan. Marsidudu dilakukan secara tertutup , sehingga tradisi ini tidak perlu melibatkan orang luar. Hanya pihak keluarga yang menyiapkan peralatan yang digunakan untuk Marsidudu.

Marsidudu dilakukan setiap hari sampai rahim perempuan tersebut kering. Marsidudu dilakukan sesuai kebutuhan. Biasanya sampai 40 hari setelah melahirkan. Setiap hari, proses Marsidudu dilakukan kurang lebih selama 30 menit.

Proses awal Marsidudu adalah membakar rempah-rempah. Setelah rempah-rempah berasap , maka rempah-rempah tersebut diletakkan di bawah tempat duduk yang dilubangi secukupnya. Tempat duduk ini akan diduduki perempuan yang baru melahirkan tersebut. Asap rempah-rempah ini digunakan untuk mengeringkan rahim.

Perempuan yang melakukan Marsidudu menutupi badannya dengan kain sarung. Posisi rahim perempuan tegak lurus dengan asap rempah-rempah. Rahim perempuan tidak boleh tertutup dengan kain. Oleh karena itu, tradisi ini harus dilakukan di ruangan tertutup dan tidak boleh dilihat oleh orang lain.

Setelah proses Marsidudu selesai, perempuan langsung mandi untuk membersihkan diri. Setelah mandi, perut perempuan diolesi kapur sirih, asam dan minyak kayu putih lalu dibalut dengan stagen. Tujuannya untuk mengecilkan perut. Kening perempuan diolesi pilis. Pilis adalah sejenis jamu yang berguna untuk menghilangkan sakit kepala. Perempuan tersebut juga meminum jamu untuk menyehatkan badan.

Pada zaman sekarang, tradisi marsidudu jarang dilakukan. Ini disebabkan karena membutuhkan proses yang lama dan tidak praktis. Zaman sekarang, mengeringkan rahim cukup dengan obat pengering rahim. Marsidudu dilakukan karena zaman dahulu obat-obatan masih terbatas dan cara hidup masih tradisional.

Walaupun tradisi Marsidudu jarang dilakukan lagi, sebaiknya kita mengetahui tradisi ini. Tradisi ini merupakan tradisi masyarakat Mandailing yang harus dilestarikan

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mari ikuti Beasiswa Dataprint!

Ayo Ikuti Beasiswa Dataprint Periode 2 Tahun 2014